Skip to main content
Best News Website or Mobile Service
WAN-IFRA Digital Media Awards Worldwide 2022
Best News Website or Mobile Service
Digital Media Awards Worldwide 2022
Hamburger Menu
Advertisement
Advertisement

Indonesia

Kata pengamat soal kemenangan Prabowo: Kita belum dewasa sebagai negara demokrasi

Hasil hitung cepat pemilu menunjukkan Prabowo mendapatkan hampir 60 persen suara, cukup untuk membuatnya menang dalam satu putaran.
 

Kata pengamat soal kemenangan Prabowo: Kita belum dewasa sebagai negara demokrasi
Kemenangan Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menginginkan kelanjutan dari kebijakan-kebijakan Presiden Joko Widodo. (Foto: AFP/Bay Ismoyo)

JAKARTA: Calon presiden sekaligus menteri pertahanan Prabowo Subianto mengklaim kemenangannya dalam pemilihan presiden pada Rabu (14 Feb) setelah hasil hitung cepat (quick count) berbagai lembaga independen menunjukkan dia mendapatkan hampir 60 persen suara. Pengamat mengatakan, kondisi ini akan menjadi preseden buruk dan menjadi bukti bahwa Indonesia belum dewasa sebagai negara demokrasi.

Di hadapan ribuan pendukungnya di Istora Senayan, Jakarta, Prabowo berjanji untuk memimpin, mengayomi dan membela seluruh rakyat Indonesia. Didampingi Gibran Rakabuming Raka, calon wakil presiden sekaligus putra Presiden Joko Widodo, dia mengatakan masyarakat harus kembali bersatu karena kampanye telah selesai, dan menegaskan bahwa "ini harus menjadi kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia".

"Kami akan menjadi presiden dan wakil presiden untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo.

"Berkali-kali saya tegaskan, kami akan memimpin, mengayomi dan membela seluruh rakyat Indonesia. Apapun ras, etnis, agama, latar belakang sosialnya, seluruh rakyat Indonesia akan menjadi tanggung jawab kami untuk menjaga kepentingannya.

"Kami akan membentuk tim pemerintah yang terdiri dari putra-putri terbaik Indonesia."

Prabowo menyapa para pendukungnya setelah hasil hitung cepat independen menunjukkan kemenangannya dalam pemilihan presiden. (Foto: Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)

Pernyataan itu disampaikan Prabowo setelah berbagai lembaga survei ternama seperti Indikator Politik Indonesia, Litbang Kompas dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan Prabowo mendapatkan sekitar 58 persen suara berdasarkan sampel suara suara dari tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Indonesia.

Perolehan suara ini membuatnya unggul dari capres Anies Baswedan yang ketika itu baru mendapatkan 25 persen suara dan Ganjar Pranowo 16 persen.

Baik Anies maupun Ganjar belum mengakui kekalahan dan menyebutkan adanya berbagai laporan kecurangan pemilu.

"Jangan terpengaruh oleh survei-survei ini," kata Thomas Lembong, wakil ketua tim nasional (timnas) Anies. Menurut dia, penghitungan masih dinamis dan akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. "Perjalanan masih panjang," kata dia.

"Kita harus berani dan bersabar, dan tidak terlalu cepat mengambil kesimpulan," lanjut Tom Lembong lagi.

Ganjar juga mengatakan kepada pendukungnya untuk menunggu hasil penghitungan akhir, dia mengatakan: "Kami masih bekerja. Tidak ada perjuangan yang sia-sia ... kami masih semangat."

Arsjad Rasid, ketua tim pemenangan nasional (TPN) Ganjar, juga mengatakan kepada semua orang yang memiliki bukti kecurangan untuk bisa melaporkan kepada mereka. "Teman-teman pendukung jangan stop, terus kawal," kata dia.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih akan melakukan penghitungan suara sampai 20 Maret mendatang dan mengumumkan hasil resmi setelahnya.

Jika KPU menyatakan Prabowo menang pemilu, maka pensiunan jenderal berusia 72 tahun ini akan diambil sumpahnya sebagai presiden kedelapan Indonesia pada 20 Oktober mendatang, bersama dengan Gibran, 36, sebagai wakilnya.

Para capres lainnya masih bisa menggugat hasil penghitungan suara dan mengajukan petisi perintah penghitungan ulang atau pemungutan suara ulang di beberapa daerah ke Mahkamah Konstitusi. 

MELAMBUNGNYA POPULARITAS PRABOWO 

Ini adalah kali ketiga Prabowo mengikuti pemilihan presiden Indonesia. Kekalahannya pada pemilu 2014 dan 2019 dari Jokowi membuatnya menjadi sosok capres yang paling dikenal oleh publik, jika dibanding dua capres lainnya.

Prabowo telah berjanji akan melanjutkan seluruh kebijakan dan proyek infrastruktur Jokowi, terutama rencana ambisius memindahkan ibukota dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan.

Berkat janjinya ini, sekaligus karena memilih putra sulung Jokowi, Gibran, sebagai cawapresnya, Prabowo mendapatkan banyak dukungan dari para pendukung setia Jokowi.

Seorang warga menggunakan hak pilihnya dalam pemilu di TPS daerah Tangerang Selatan pada Rabu, 14 Februari 2024. (Foto: Reuters/Ajeng Dinar Ulfiana)

"Berpasangan dengan Gibran memberikan jaminan kepada para pendukung Jokowi bahwa Prabowo masih akan melanjutkan berbagai program seperti bantuan langsung tunai dan pembangunan infrastruktur," kata Burhanuddin Muhtadi, peneliti tamu pada Program Studi Indonesia di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Singapura, kepada CNA.

"Bagi masyarakat berpendapatan rendah yang jumlahnya jutaan, program bantuan langsung tunai Jokowi sangat membantu mereka."

Burhanuddin juga mencatat bahwa Ganjar juga telah berjanji untuk melanjutkan kebijakan dan program Jokowi. Itulah sebabnya, Ganjar dan Prabowo sempat bersaing ketat dalam jajak pendapat tahun lalu.

Hasil hitung cepat menunjukkan Ganjar memperoleh sekitar 16 persen suara. (Antara Foto/M Risyal Hidayat via REUTERS)

Namun situasi berubah ketika Prabowo memilih Gibran sebagai cawapresnya pada Oktober. 

"Hasil jajak pendapat Prabowo melambung drastis setelah pencalonan Gibran. (Popularitas) Prabowo naik, Ganjar turun," kata Burhanuddin.

Sementara Anies yang berkampanye untuk perubahan menarik banyak dukungan dari masyarakat yang kritis terhadap pemerintahan Jokowi.

Anies berjanji meninjau kembali kebijakan-kebijakan Jokowi jika dia menang, seperti pemindahan ibu kota negara. (Antara Foto/Aditya Pradana Putra via REUTERS)

BELUM DEWASA SECARA DEMOKRASI

Pasangan Prabowo-Gibran didukung oleh sembilan partai politik. Sementara dua pasangan capres lainnya masing-masing didukung oleh empat partai.

Burhanuddin memprediksi, jika Prabowo menjadi presiden berikutnya maka ada partai-partai yang masuk koalisinya, bahkan partai yang awalnya mendukung Anies dan Ganjar. 

"Prabowo telah mengatakan bersedia bekerja dengan siapa saja," kata dia.

Namun para akademisi dan organisasi masyarakat sipil akan tidak puas dengan skenario tersebut. Sebelumnya, mereka telah mengatakan bahwa demokrasi Indonesia terkikis dalam pemilu kali ini.

"Saya khawatir tidak akan ada penentangan (terhadap kepresidenan Prabowo). Bahkan jika ada pun, tidak akan seimbang dan efektif," lanjut Burhanuddin.

Yoes Kenawas, pengamat politik dari Universitas Atma Jaya, mengatakan bahwa masyarakat juga khawatir akan munculnya dinasti politik di Indonesia.

"Pemilu kali ini menciptakan preseden buruk," kata Yoes kepada CNA.

Awalnya Gibran tidak memenuhi syarat untuk maju menjadi cawapres karena Undang-Undang Pemilu 2017 menyatakan peserta pemilihan presiden harus berusia setidaknya 40 tahun.

Namun Mahkamah Konstitusi (MK) yang kala itu diketuai paman Gibran, hakim Anwar Usman, mengubah persyaratan itu menjadi pejabat publik terpilih. Gibran yang merupakan walikota Surakarta, memenuhi persyaratan tersebut.

Keputusan itu memicu aksi protes besar di seluruh Indonesia.

Ada juga tuduhan bahwa Jokowi memobilisasi atau mendukung pengerahan pejabat publik untuk mendukung kampanye Prabowo.

"Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dunia dan memainkan peranan penting dalam mempromosikan demokrasi di kawasan, ASEAN, dan juga secara global. Sekarang demokrasi Indonesia menjadi pertanyaan besar bagi kita, dan saya pribadi merasa patah hati," kata profesor Dewi Fortuna Anwar, peneliti dari Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN).

Menurut Yoes, pemilu kali ini juga menunjukkan bahwa para pemilih di Indonesia bersedia melupakan masa lalu, demi mendapatkan program-program sosial seperti bantuan langsung tunai dan insentif lainnya.

Perolehan suara Prabowo yang melampaui survei awal bulan ini, menunjukkan mayoritas pemilih ingin kelanjutan dari kebijakan Jokowi, lanjut Yoes.

"Kampanye Prabowo efektif untuk menarik dukungan pemilih, terutama para pemilih muda. Penggunaan gimmick-gimmick politik berhasil mengalihkan perhatian dari debat soal kebijakan menjadi perkara suka atau tidak suka," ujar Yoes.

Kita belum dewasa sebagai negara demokrasi. Pemilu seharusnya soal memilih kandidat terbaik dengan rekam jejak dan gagasan terbaik. Sayangnya, kita belum sampai ke sana."

PARTAI MANA YANG AKAN MENDOMINASI PARLEMEN?

Selain memilih capres, pada pemilu Rabu masyarakat juga memilih calon anggota legislatif yang akan mengisi 20.000 kursi di parlemen.

Hasil penghitungan cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) per pukul 21.35 kemarin mengindikasikan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang merupakan partai pengusung Ganjar dan juga Jokowi, akan menjadi partai terbesar di parlemen dengan 580 kursi.

Menurut LSI, PDIP memimpin dengan 17,69 persen, diikuti Golkar dan Gerindra dengan 15,18 persen dan 13,7 persen, berdasarkan penghitungan dari 70,15 persen sampel surat suara.

Dalam hitung cepat CSIS, PDIP juga memimpin dengan 17,02 persen, berdasarkan 66,45 persen sampel. Golkar menyusul dengan 15,11 persen, diikuti oleh Gerindra dengan 13,89 persen.

Hasil awal ini mengindikasikan bahwa Koalisi Indonesia Maju yang dipimpin Prabowo - yang anggotanya termasuk Gerindra dan Golkar - perlu memperluas koalisinya untuk mendapatkan mayoritas kursi di parlemen, agar PDIP tidak menguasai dewan dan berpotensi menghambat laju pemerintahan.

Laporan tambahan oleh Ericssen.

Source: CNA/da(ih)
Advertisement

Also worth reading

Advertisement