Pemilu 2024: Gibran, dari tokoh kontroversial jadi pendulang dukungan bagi Prabowo
Dari lomba memasak, senam aerobik hingga kunjungan ke pondok pesantren, CNA mengikuti jejak kampanye Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi wakil presiden dan lepas dari bayang-bayang ayahnya.

BANYUWANGI, Indonesia: Sekelompok santriwati sebuah pondok pesantren di Jawa Timur terlihat berteriak histeris. Para gadis berkerudung putih ini terkejut mendapati idola mereka ada di hadapan.
"Saya memegang dia," teriak salah seorang gadis kepada kawannya, wajahnya merona merah dan matanya berbinar-binar penuh kegembiraan. Santriwati lainnya larut dalam euforia, tangan-tangan mereka gemetar tak terkendali saking girangnya. Salah satu gadis sampai harus bersandar pada kawannya, tak mampu berdiri karena kakinya tak berhenti gemetaran.
Sosok yang menyambangi pondok pesantren Ibnu Sina di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada 10 Januari itu bukanlah bintang film atau penyanyi pop tersohor, melainkan Gibran Rakabuming Raka, politisi muda yang tengah berkampanye untuk menjadi wakil presiden Indonesia.
Pria 36 tahun berperawakan kurus dan berparas muda lulusan Management Development Institute of Singapore (MDIS) itu mendampingi Prabowo Subianto, calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Gibran Rakabuming Raka, son of Indonesian President Joko Widodo, is now running for vice president himself in the Feb 14 elections. He draws crowds of adoring fans on the campaign trail, but his nomination was seen as controversial and his appeal can be polarising.
Prabowo adalah capres yang selalu unggul dalam berbagai jajak pendapat menjelang pemilihan presiden 14 Februari mendatang.
Beberapa jajak pendapat menunjukkan popularitas Prabowo-Gibran berkisar antara 45 dan 47 persen, jauh meninggalkan dua rival mereka: Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 24-27 persen dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 21-23 persen.
Sebelum menjadikan Gibran pasangannya pada Oktober tahun lalu, popularitas Prabowo hanya bertahan di seputaran 37 persen.
Angkanya hanya sedikit lebih unggul dari Ganjar yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang ketika itu popularitasnya dalam survei mencapai 34,5 persen.
Pengamat kerap berpendapat bahwa peningkatan popularitas Prabowo yang signifikan terjadi lantaran "efek Jokowi". Gibran adalah putra dari Joko Widodo, presiden Indonesia yang memiliki pendukung setia dan tingkat popularitas mencapai 77 persen berdasarkan survei terbaru oleh Indikator Politik Indonesia pada 18 Januari lalu.
Namun Gibran memiliki kontribusinya sendiri dalam mendulang dukungan untuk mendukung Prabowo.


Selama musim kampanye yang secara resmi dimulai 28 November lalu, sulit bagi Gibran untuk terlepas dari kerumunan ribuan pendukung yang ingin mendekatinya. Terkadang, massa berdesak-desakan sampai membuat beberapa orang terjatuh.
"Saya jabatan tangan. Senang sekali, meski harus berdesakan dengan banyak orang," kata Hilmiah, juru masak berusia 49 tahun kepada CNA.
Hilmiah bertemu dengan Gibran pada 10 Januari lalu dalam acara senam aerobik di sebuah taman hiburan di Banyuwangi. Dia mengaku tidak puas dengan pertemuan singkat itu dan kembali mengikuti Gibran pada acara berikutnya: lomba memasak di sebuah hotel, berjarak sembilan kilometer jauhnya.
GIBRAN MEMBAWA PERUBAHAN
Ketika Prabowo memilih Gibran sebagai pasangannya, banyak yang ragu, termasuk sembilan partai politik yang mengusungnya.
"Banyak yang mengatakan dia terlalu muda. Kurang pengalaman," kata Budiman Sujatmiko, penasihat tim kampanye Prabowo-Gibran, kepada CNA.
Ketika itu, Gibran baru menjabat sebagai walikota Surakarta, atau yang dikenal juga dengan nama Solo, selama dua setengah tahun. Sebelum masuk dunia politik, Gibran yang sempat bersekolah di Orchid Park Secondary School, Singapura, adalah pengusaha katering. Dia juga menggeluti bidang usaha lainnya yang kebanyakan bermitra dengan adiknya, Kaesang Pangarep, yang sekarang menjadi ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Bagi kebanyakan warga Indonesia, Gibran dikenal tidak lebih dari sekadar anak presiden.

Popularitasnya juga masih di bawah para politisi dan birokrat terkenal lainnya, seperti menteri BUMN Erick Thohir dan mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang keduanya mendukung Prabowo sebagai capres.
Ketika akhirnya memilih Gibran, banyak pengamat dan aktivis menduga ada kesepakatan di balik layar antara Prabowo dan Jokowi.
Budiman yang berada di barisan Prabowo-Gibran membantah dugaan tersebut.
Ini adalah kali ketiga Prabowo mengikuti pemilu sebagai calon presiden. Sebelumnya, dia kalah dua kali dari Jokowi. Pada 2014, Prabowo berpasangan dengan politisi senior Hatta Rajasa yang berusia 60 tahun saat itu. Sementara pada 2019, dia memilih pengusaha Sandiaga Uno, yang ketika itu berusia 49 tahun, sebagai pendampingnya.
"Prabowo menginginkan sosok yang lebih segar," kata Budiman.
Beberapa bulan setelahnya, Gibran terbukti memang menjadi aset bagi Prabowo - pensiunan jenderal militer berusia 72 tahun yang terkenal dengan pidatonya yang berapi-api.
Sementara Prabowo kerap menghadiri kampanye di kota-kota besar dan ibukota provinsi atau pertemuan pribadi dengan tokoh-tokoh lokal karena tidak punya banyak waktu, Gibran memilih sebaliknya, memperluas jangkauan kampanye di luar basis pemilih mereka.
Kehadiran Gibran juga telah melunakkan citra Prabowo, dari mantan komandan militer yang dituduh berada di balik berbagai kasus pelanggaran hak asasi manusia berat di Indonesia, menjadi sosok kakek yang menggemaskan.
Gibran, tertua dari tiga anak Jokowi, menikah dengan Selvi Ananda Putri, 35, mantan peserta kontes kecantikan dan presenter televisi. Mereka memiliki dua anak, yaitu Jan Ethes Srinarendra, 8, dan La Lembah Manah, 4.

PENARIK MASSA
Pada kampanye yang diikuti CNA di Banyuwangi pada 10 Januari lalu, Gibran memulai rangkaian dengan berbincang dengan para pengusaha muda Banyuwangi, mendengarkan aspirasi dan tantangan yang mereka hadapi sembari mengunjungi gerai dan mencoba produk-produk mereka. Â
"Banyuwangi memiliki potensi besar," kata Gibran, sembari menambahkan bahwa kabupaten itu akan menjadi destinasi wisata utama jika jalan tol yang tengah dibangun oleh Jokowi rampung sesuai jadwal akhir tahun ini.
Selanjutnya Gibran berinteraksi dengan nelayan setempat di sebuah taman, menghadiri acara senam aerobik, lomba memasak sebelum mengakhiri agenda hari itu dengan mengunjungi pondok pesantren Ibnu Sina.
Di sela-sela agenda tersebut, Gibran menyempatkan diri bertemu dengan para selebriti Youtube dan influencer media sosial.
Kemana pun dia pergi, Gibran menjadi magnet bagi massa yang ingin berfoto bersama atau menjabat tangannya. Saking penuh sesaknya orang, Gibran sulit berjalan, sementara pengawalnya berusaha keras membuka jalan dan mengendalikan massa yang histeris. Massa sudah tidak lagi memedulikan keberadaan politisi senior, tokoh lokal atau bahkan selebritis yang berjalan membuntuti Gibran.

Sebisa mungkin Gibran menjabat tangan para pendukungnya, namun sulit memastikan apakah dia menikmati momen tersebut. Dia kebanyakan diam dengan sedikit senyuman ketika namanya dielu-elukan massa. Gibran juga mengabaikan permintaan wartawan untuk wawancara singkat dalam kampanye tersebut.
Sang cawapres juga kebanyakan menyendiri ketika orang lain sedang memberi kata sambutan di atas panggung. Gibran hanya diam ketika politisi lain di sekitarnya sibuk berbaur dan mengobrol satu sama lain.
Tapi ketika tiba saatnya berpidato, Gibran berubah dari pendengar yang pendiam menjadi pembicara yang percaya diri dan mampu menggerakkan massa.
"Terima kasih atas sambutannya. Masyarakat Banyuwangi luar biasa," kata dia kepada massa yang bertepuk tangan dan bersorak, lalu melanjutkan berbicara soal program-program kunci jika dia terpilih.
Kepercayaan diri yang sama ditunjukkannya ketika menghadapi Muhaimin dan Mahfud dalam panggung debat cawapres pada 22 Desember lalu. Gibran dapat memaparkan visi dengan jelas dan melawan balik ketika kedua rivalnya melancarkan serangan.
Menurut Istifadah, penjual makanan di Banyuwangi, debat tersebut menunjukkan bahwa Gibran memiliki banyak hal untuk ditawarkan dari semata usia muda dan dekat dengan presiden.
"Saya kagum. Saya harap dia bisa menjadi pemimpin yang baik dan bisa merangkul semua," kata perempuan 47 tahun ini di acara senam aerobik yang dihadiri Gibran.
Arya Fernandes dari lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta menyampaikan hal yang sama.
"Penampilannya pada debat cawapres (22 Desember) melampaui harapan banyak orang. Dia cukup mengesankan, menunjukkan bahwa dia mengikuti isu-isu terkini," kata pakar politik ini kepada CNA.
Tapi butuh lebih dari itu untuk meyakinkan publik bahwa dia adalah cawapres yang tepat, kata Arya.
"Dia mencoba membuktikan diri sebagai kandidat yang layak, lebih dari sekadar anak presiden. Tapi citra ini sulit dihilangkan," lanjut Arya lagi.
Salah satu sebabnya adalah Gibran dianggap kurang memiliki pengalaman dan pencapaian politik sehingga masyarakat tidak yakin dia adalah pemimpin yang layak dipilih.
"Kemajuan di Solo sebagian besar berkat ayahnya dan F X Rudy. Gibran hanya melanjutkan apa yang mereka lakukan," kata Arya. Sebelum jadi presiden, Jokowi adalah walikota Solo yang dilanjutkan oleh  Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo.
SOSOK KONTROVERSIAL
Awalnya persyaratan untuk menjadi cawapres adalah mereka yang berusia setidaknya 40 tahun, membuat Gibran sempat tidak layak untuk maju.
Namun pada 16 Oktober, Mahkamah Konstitusi (MK) yang ketika itu dipimpin oleh paman Gibran, Profesor Anwar Usman, menyatakan persyaratan usia tersebut tidak lagi berlaku bagi calon yang pernah terpilih sebagai pemimpin daerah.
Keputusan MK menuai kemarahan dan protes masyarakat. Anwar kemudian diberhentikan sebagai ketua MK, namun keputusannya tidak bisa lagi dibatalkan.
Anies sebagai pesaing Prabowo, juga mengkritisi keputusan MK yang disampaikannya dalam dua kali debat presiden. Menurut Anies, tidak etis bagi Prabowo memanfaatkan keputusan kontroversial MK untuk memilih Gibran jadi pasangannya.
Gibran mengaku tidak terganggu dengan kritikan Anies dan meminta para pendukungnya pun demikian.
"Saya meminta kepada saudara-saudara sekalian, jika ada fitnah, ejekan atau berita negatif (tentang Prabowo-Gibran), tidak perlu ditanggapi. Kita fokus saja untuk pemenangan (pemilu)," kata Gibran dalam pidatonya di pesantren Ibnu Sina, sebuah pesan yang terus diulang-ulang dalam kampanyenya.

Tapi tidak semua orang di Banyuwangi antusias dengan kedatangan Gibran.
Salah satunya Muhammad Nur Rahman, 52, yang mengaku sangsi Gibran mampu memimpin negeri. Itulah sebabnya dia enggan datang ke kampanye Gibran, meski berlokasi hanya selemparan batu dari rumahnya.
"Gibran belum membuktikan diri sebagai pemimpin yang layak, tidak seperti ayahnya," kata Rahman, yang mengaku pendukung garis keras Jokowi, kepada CNA.
Tidak seperti Gibran yang baru menjabat tiga tahun sebagai walikota Solo, Jokowi telah memimpin kota tersebut selama 10 tahun, dilanjutkan dua tahun menjadi gubernur ibu kota Jakarta sebelum akhirnya menjabat presiden. Di masa kepemimpinannya, Jokowi menerima banyak penghargaan berkat program-programnya yang penuh terobosan.
Pengalaman yang singkat sebagai birokrat mungkin jadi salah satu alasan mengapa tidak ada pencapaian Gibran sebagai walikota yang diumbar dalam pidato kampanyenya.
Tapi apa pun kata orang tentang sang anak presiden, mahasiswa Robi Fahmi tetap senang pemuda seperti Gibran bisa maju jadi cawapres.
"Tidak pernah ada (kandidat) semuda ini dalam pemilu sebelumnya," kata mahasiswa 20 tahun ini kepada CNA. Dia menambahkan, pencalonan Gibran menunjukkan bahwa tidak hanya generasi tua yang bisa berpartisipasi dalam perpolitikan Indonesia.
"Saya sebagai anak muda sangat bangga."
Baca artikel ini dalam bahasa Inggris di sini.Â