Skip to main content
Best News Website or Mobile Service
WAN-IFRA Digital Media Awards Worldwide 2022
Best News Website or Mobile Service
Digital Media Awards Worldwide 2022
Hamburger Menu
Advertisement
Advertisement

Indonesia

Pemilu 2024: Alasan mengapa penjualan rokok dan kopi meroket di masa kampanye

Beberapa sektor diuntungkan selama musim pemilu 2024, di antaranya produksi tembakau dan kopi. 

Pemilu 2024: Alasan mengapa penjualan rokok dan kopi meroket di masa kampanye

During Indonesia's election season, there is usually an increase of demand for cigarettes and coffees. (Photo: CNA/Danang Wisanggeni)

SIDOARJO, Jawa Timur: Ini akhir pekan, tapi Rosalina tidak punya waktu untuk bersantai. Dia sibuk mengawasi produksi rokok di pabrik miliknya, PT Mustika Tembakau Indonesia.

Setiap kali menjelang pemilu, permintaan akan rokok memang meningkat. Itulah sebabnya, Rosalina ingin memastikan pabriknya bisa memenuhi permintaan rokok jelang pemilu 14 Februari mendatang.

"Permintaan mulai naik selama musim kampanye," kata Rosalina. 

"Dan biasanya bertahan selama beberapa bulan," lanjut dia lagi saat berbincang dengan CNA di pabriknya di Sidoarjo, Jawa Timur, yang memproduksi rokok bermerek Mustika Orange dan Mustika Gold.

Rosalina mengatakan permintaan rokok meningkat sekitar 10 persen sejak musim kampanye dimulai November tahun lalu, jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

Di luar musim kampanye, pabriknya memproduksi sekitar 400 kardus rokok, tapi sekarang ditingkatkan menjadi 500 kardus. 

Setiap kardusnya memuat sekitar 500 bungkus rokok, kata dia.

Rosalina, pemilik Mustika Tembakau Indonesia, produsen rokok di Sidoarjo, Jawa Timur. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

Setiap kali Indonesia akan menggelar pemilu, pemerintah sudah memprediksi akan adanya peningkatan ekonomi.

"Akan ada dampak positif dari pemilu yang akan datang," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Wajiyo dalam konferensi pers 21 Desember lalu.

Pengamat mengatakan, lonjakan ekonomi ini terjadi karena adanya peningkatan permintaan dan keuntungan selama pemilu. 

"Sektor-sektor yang terdampak positif termasuk makanan dan minuman, telekomunikasi, transportasi dan manufaktur dalam negeri," kata Dian Ayu Yustina, ahli ekonomi dari Bank Mandiri, bank terbesar di Indonesia.

Para pekerja memproduksi rokok untuk memenuhi permintaan selama musim pemilu. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

MENGAPA PERMINTAAN NAIK

Menurut Adik Dwi Putranto, ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, meningkatnya permintaan terhadap beberapa produk seperti rokok dalam masa kampanye biasanya terjadi karena banyaknya pertemuan masyarakat. 

"Sudah jadi kebiasaan masyarakat Indonesia untuk kumpul-kumpul saat caleg menyosialisasikan visi-misi mereka.

"Dan dalam pertemuan itu salah satu hidangannya adalah rokok," kata Adik kepada CNA.

Hidangan lainnya yang disuguhkan adalah kopi, Adik mengatakan: "Karena rokok dikonsumsi bersama dengan kopi. Merokok tanpa minum kopi, seperti ada yang kurang."

Pemilu Indonesia sebelumnya digelar pada 2019. Pada musim kampanye yang dimulai pada September 2018 hingga April 2019 kala itu, diproduksi rata-rata sekitar 29,6 miliar batang rokok per bulan, berdasarkan data bea cukai Indonesia.

Angka produksi ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat 24,36 miliar batang per bulan.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada pemilu 2019 ada 335.540 ton kopi yang dikonsumsi jika dibandingkan 314.365 ton pada 2018.

Adik Dwi Putranto, ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

Adik mengatakan, para pengusaha berharap pemilu dapat berdampak positif pada perekonomian karena calon anggota legislatif dan partai politik biasanya menggelontorkan dana besar selama kampanye.

Triyono Projosoesilo, ketua Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIN), juga berharap pemilu bisa memberikan dampak positif pada industri minuman ringan.

"Pada pemilu sebelumnya, jelas ada peningkatan penjualan selama kampanye," kata dia, tanpa memaparkan angka peningkatannya.

"Dan tahun ini unik, karena akan ada pemilihan kepala daerah (pada November).

"Tapi kami kira dampak positif terbesar datang dari pemilihan presiden, karena cakupannya yang luas."

Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 14 Januari lalu telah merilis dana kampanye awal partai-partai politik.

Dari seluruh 18 partai peserta pemilu secara nasional, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) memiliki anggaran terbesar yakni Rp183 miliar, disusul Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebesar Rp33 miliar.

Para pertengahan Januari lalu, PDI-P telah menghabiskan Rp115 miliar, sementara PSI Rp24 miliar.

APA DAMPAKNYA BAGI PEREKONOMIAN

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada konferensi pers 21 Desember lalu telah mengatakan faktor penyumbang pertumbuhan ekonomi tahun ini adalah pemilu presiden dan legislatif.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 mencapai 5,05 persen, dan Perry memprediksi tahun ini akan naik 5,5 persen.

Ada tiga pasang calon presiden dan calon wakil presiden yang akan mengikuti pemilu tahun ini. 

Mereka adalah mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan dan pasangannya Muhaimin Iskandar, ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang didampingi walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, yang juga putra Presiden Joko Widodo, dan mantan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dengan pasangannya Mahfud MD, yang pada 1 Februari lalu mengundurkan diri dari posisinya sebagai menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan.

Menurut undang-undang pemilu, pasangan capres-cawapres harus mendapatkan lebih dari 50 persen suara untuk menang.

Dari 50 persen tersebut, pasangan calon harus mendapatkan setidaknya 20 persen suara di lebih dari separuh jumlah provinsi di Indonesia.

Jika tidak ada yang memenuhi persyaratan tersebut, maka dua pasangan dengan suara terbanyak akan mengikuti pemungutan suara putaran kedua pada Juni mendatang.

Wakil Gubernur Bank Indonesia Aida Budiman dalam konferensi pers yang sama mengatakan bahwa ekonomi meningkat di masa pemilu berkat konsumsi dalam negeri, penggerak utama perekonomian Indonesia.

Aida menambahkan, konsumsi dalam negeri tidak hanya datang dari belanja rumah tangga tetapi juga pengeluaran pemerintah untuk membiayai kebutuhan teknis pemilu, seperti pengadaan kotak suara dan kendaraan transportasi logistik. Konsumsi rumah tangga biasanya seputar makanan dan minuman.

"Jika ada dua putaran, mungkin akan ada tambahan pertumbuhan sekitar 0,6 persen untuk konsumsi rumah tangga," kata Aida.

Aida mencatat bahwa dampak pemilu tersebut sudah bisa dirasakan pada akhir 2023, karena kampanye sendiri telah dimulai sejak November.

"Dampaknya sudah dirasakan pada 2023 karena persiapan sudah dilakukan jauh hari sebelum pemilu.

"Namun, dampak terbesar akan dirasakan pada 2024," kata Aida, tanpa menjabarkan lebih lanjut.

Pekerja pabrik memasukkan kopi instan ke dalam kardus. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

MENINGKATKAN PRODUKSI

Rosalina, pemilik perusahaan rokok Mustika Tembakau Indonesia, mengatakan permintaan akan produknya pada pemilu sebelumnya meningkat 30 persen.

Namun menurut dia, tidak mudah untuk memenuhi peningkatan permintaan tersebut.

"Kami kesulitan memperoleh bahan bakunya, seperti mencukupi kebutuhan tembakau, sehingga bisa menghambat produksi," kata dia.

Untuk pemilu kali ini, dia telah mengantisipasinya dengan mengamankan sebanyak mungkin tembakau sebelum kampanye dimulai pada November. 

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan ada peningkatan jumlah perokok sejak Juni tahun lalu.

Menurut data pemerintah, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbanyak dunia setelah China dan India, sebesar 112 juta perokok.

"Kita ada di tempat ketiga, mungkin karena kita juga negara penghasil tembakau," kata Dante pada Juni tahun lalu.

Selama bertahun-tahun, pemerintah Indonesia telah mengajak masyarakat berhenti merokok demi mencegah dampak buruknya pada kesehatan, seperti penyakit tuberculosis atau kanker.

Namun ibarat pisau bermata dua, 10 persen pendapatan negara Indonesia justru berasal dari industri produk-produk tembakau.

Rosalina yakin para perokok sudah menyadari dampaknya bagi kesehatan, karena hal itu telah tertulis jelas di bungkus rokok.

"Dampaknya tertulis di kemasan. Jadi itu juga jadi pengingat - terserah konsumen apakah ingin mengonsumsinya atau tidak.

"Rokok berkontribusi besar bagi pendapatan negara," imbuh dia.

Provinsi Jawa Timur sendiri adalah produsen utama rokok di Indonesia.

Sulami Bahar, ketua Gabungan Pengusaha Rokok (Gapero), mengatakan para calon anggota legislatif bahkan punya permintaan khusus bagi pabrik-pabrik rokok skala kecil selama pemilu.

"Mereka ingin kami membuat bungkus rokok dengan foto mereka di situ, untuk dibagikan ke calon pemilih."

Sebagai produsen rokok, Sulami juga mengaku telah menerima permintaan semacam itu.

Sulami Bahar, ketua Gabungan Pengusaha Rokok (Gapero) Jawa Timur (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

Tarmuji, petani dan produsen kopi di Pasuruan, Jawa Timur, juga menyampaikan hal yang sama. Pada pemilu sebelumnya, kopi lokal produksinya, Alas Pinggan, mengalami peningkatan penjualan hingga 30 persen dari yang biasanya 350 ton per tahun.

"Ketika banyak permintaan, petani seperti kami harus menanam lebih banyak kopi untuk bisa memasok lebih banyak," kata Tarmuji.

Bersama dengan petani lainnya, Tarmuji mendirikan perusahaan kopi skala kecil. Pada pemilu sebelumnya tahun 2019, mereka memperoleh sekitar Rp7,2 miliar per tahun. 

Per Januari tahun ini, mereka melihat ada peningkatan penjualan 10 persen namun belum dihitung berapa laba yang peroleh.

Tarmuji mengatakan, keterbatasan modal dan pupuk menjadi tantangan untuk meningkatkan penjualan.

Tidak seperti kopi Alas Pinggan, penjualan Kapal Api, produsen kopi instan terbesar Indonesia, tidak terpengaruh oleh pemilu sebelumnya.

"Saya kira karena masyarakat tidak mengonsumsi banyak kopi setiap harinya dan karena masalah kesehatan (akibat konsumsi kopi instan) seperti asam lambung," kata direktur pemasaran global PT Kapal Api, Christeven Mergonoto.

Direktur pemasaran global PT Kapal Api, Christeven Mergonoto. (Photo: CNA/Danang Wisanggeni)

Namun, dia berharap Kapal Api juga bisa menangguk untung dari pemilu tahun ini. 

"Di saat seperti ini, kami berharap kampanye caleg dapat meningkatkan konsumsi kopi di Indonesia."

Baca artikel ini dalam bahasa Inggris di sini.

Source: CNA/da(ih)
Advertisement

Also worth reading

Advertisement