Skip to main content
Best News Website or Mobile Service
WAN-IFRA Digital Media Awards Worldwide 2022
Best News Website or Mobile Service
Digital Media Awards Worldwide 2022
Hamburger Menu
Advertisement
Advertisement

Indonesia

Mengenal lebih dekat tiga pasangan capres dan cawapres Indonesia pada pilpres 2024

Untuk pertama kalinya sejak 2009, Indonesia akan menggelar pemilu presiden dengan tiga pasangan capres dan cawapres pada pemilu tahun depan. Pengamat memprediksi, persaingan memperebutkan suara akan sangat ketat.
 

Mengenal lebih dekat tiga pasangan capres dan cawapres Indonesia pada pilpres 2024
Para calon presiden Indonesia: mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan (kiri), mantan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. (Foto: CNA/Wisnu Agung Prasetyo, Danang Wisanggeni)

JAKARTA: Pergantian pemimpin akan terjadi di Indonesia pada 20 Oktober 2024, ketika Presiden Joko Widodo menuntaskan masa kepemimpinan dua periode dan penerusnya diambil sumpahnya.

Pemilu 14 Februari mendatang akan menentukan siapa sosok yang akan memimpin negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini dalam lima tahun ke depan.

Publik di negara dengan populasi terpadat keempat dunia ini, dan juga masyarakat global, penasaran apakah presiden Indonesia berikutnya akan melanjutkan atau bahkan menghentikan kebijakan luar negeri serta program-program infrastruktur dan kemasyarakatan Presiden Jokowi.

Berdasarkan Konstitusi Indonesia, Jokowi tidak boleh lagi maju sebagai calon presiden untuk periode ketiga.

Tiga capres yang sudah mendaftarkan diri untuk maju dalam pilpres adalah mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan, mantan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Pengamat memprediksi persaingan ketiganya akan sangat ketat.

"Berdasarkan hasil poling, sepertinya tidak ada kandidat yang menang pemilu dengan selisih yang jauh," kata Djayadi Hanan, direktur eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) kepada CNA.

Jajak pendapat LSI pada 22 Oktober lalu menunjukkan bahwa pasangan capres Prabowo dengan cawapresnya Gibran Rakabuming Raka memimpin dengan tingkat popularitas 35,9 persen, disusul oleh Ganjar dan cawapresnya, Mahfud MD, dengan 26,1 persen.

Anies dan cawapresnya Muhaimin Iskandar menempati posisi ketiga dengan tingkat popularitas 19,6 persen.

Dengan tidak adanya kandidat yang unggul jauh, pengamat mengatakan peran cawapres sangat penting untuk meyakinkan 204 juta pemilih di Indonesia.

Pendamping Anies, Muhaimin, adalah ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara Ganjar didampingi oleh Mahfud yang saat ini menjabat menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan.

Prabowo menetapkan pilihan kepada Gibran – putra sulung Presiden Jokowi – untuk mendampinginya pada pilpres.

Ini hal-hal yang perlu kamu ketahui tentang para kandidat:

ANIES BASWEDAN DAN MUHAIMIN ISKANDAR

Sebelum terjun ke dunia politik, Anies adalah seorang akademisi. Dia pernah menjabat rektor di Universitas Paramadina, Jakarta, dari 2007 hingga 2014. 

Pria 54 tahun ini juga penggagas program populer Indonesia Mengajar pada 2009. Melalui program ini, para mahasiswa dan sarjana dikirim untuk misi mengajar selama satu tahun ke daerah-daerah pelosok Indonesia yang tidak memiliki akses pendidikan berkualitas.

Popularitas program ini disebut menjadi alasan Jokowi memilih Anies sebagai menteri pendidikan pada 2014. Namun kinerja Anies sepertinya tidak memuaskan Jokowi dan dia diganti pada 2016.

Mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan (kanan) dan pasangannya, Muhaimin Iskandar, ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tiba di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19 Oktober 2023. (Foto: CNA/Wisnu Agung Prasetyo)

Setahun setelah diganti, Anies memutuskan maju sebagai gubernur Jakarta, melawan dua kandidat lainnya: petahana sekaligus orang dekat Jokowi, Basuki Tjahaja Purnama, dan Agus Yudhoyono, putra mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Basuki, yang dikenal dengan nama Ahok, adalah seorang keturunan Tionghoa beragama Kristen. Meski dikenal sebagai pekerja keras dan telah melakukan beberapa reformasi, namun dia dituding melakukan penistaan agama setelah mengomentari ayat Alquran yang kerap digunakan kelompok Islam konservatif untuk tidak memilih pemimpin non-Muslim.

Pengamat mencatat bahwa Anies tidak pernah berlepas diri dari kelompok garis keras yang mengecam gubernur Ahok. Malahan, menurut pengamat, Anies memanfaatkan kemarahan umat Islam terhadap Ahok dengan turut menghadiri aksi protes anti-Ahok.

Setelah kalah dari Anies, Ahok divonis penjara dua tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara atas gugatan penistaan agama. 

Anies berulang kali membantah telah menggunakan politik identitas untuk memenangi pilkada Jakarta tahun 2017 itu.

"Ketika mendengar 'Anies intoleran, diskriminatif, tidak ramah' tanyakan kepada mereka 'Mana buktinya?'," kata Anies kepada para pendukungnya tahun lalu.

Burhanuddin Muhtadi, direktur eksekutif lembaga riset Indikator Politik, mengatakan kelompok yang dulu anti-Ahok kini menyatakan dukungannya terhadap Anies untuk pilpres mendatang.

"Meski jumlahnya mungkin sedikit, tapi mereka lebih loyal dan militan," kata dia kepada CNA.

Dibanding pendukung capres lainnya, kata Burhanuddin, suporter Anies siap bekerja ekstra untuk memenangkan pemimpin pilihannya, seperti melakukan kampanye dari pintu ke pintu atau menggerakkan massa untuk menghadiri kampanye.

Anies didukung oleh koalisi yang terdiri dari empat partai politik, yaitu Partai Nasional Demokrat (Nasdem), PKB, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kini berada di kubu oposisi Jokowi dan Partai Ummat, partai pendatang baru yang belum memiliki kursi di parlemen.

Keempat partai pendukung Anies menamakan diri Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Dari nama koalisinya, kata Burhanuddin, jadi sinyal bahwa Anies kemungkinan akan mengubah beberapa kebijakan Jokowi jika terpilih nanti.

Anies berjanji akan memberikan akses terhadap pelayanan publik, pendidikan dan kesehatan yang berkualitas serta terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia. Dia juga menjanjikan penciptaan peluang ekonomi di daerah-daerah yang kurang berkembang di Indonesia.

Sementara, pendampingnya Muhaimin Iskandar, 57, adalah ketua partai yang sudah malang melintang di dunia politik sejak duduk di bangku kuliah.

Ketika beberapa tokoh Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar Indonesia, memutuskan membentuk PKB pada 1998, Muhaimin yang berasal dari keluarga ulama memutuskan bergabung. Setahun kemudian, dia terpilih menjadi anggota parlemen dari PKB.

Karier Muhaimin di PKB terus menanjak dengan puncaknya menjadi ketua partai pada 2005.

Secara teori, berpasangan dengan Muhaimin akan memberikan Anies suara para pemilih NU. Organisasi ini memiliki ribuan pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan jutaan santri yang loyal.

Namun poling terbaru menunjukkan bahwa keputusan Anies memilih Muhaimin tidak meningkatkan popularitasnya, bahkan di Jawa Timur yang dikenal sebagai basis NU. Sejak pengumuman pemilihan cawapres, tingkat popularitas Anies masih stagnan.

"Tidak semua pendukung NU adalah pemilih PKB dan tidak semua pemilih PKB adalah pendukung Muhaimin," kata Adi Prayitno, direktur eksekutif lembaga Parameter Politik Indonesia, kepada CNA.

Keputusan Anies memilih Muhaimin sebagai pendampingnya malah mengorbankan dukungan Partai Demokrat, mantan anggota koalisi yang sebelumnya melobi Anies untuk memilih Agus Yudhoyono sebagai cawapresnya.

Sejak saat itu, Partai Demokrat pindah bergabung dengan koalisi partai politik pendukung Prabowo.

GANJAR PRANOWO DAN MAHFUD MD

Ganjar terpilih sebagai anggota parlemen selama dua periode sebelum terpilih gubernur Jawa Tengah pada 2013.

Sejak menjadi gubernur, Ganjar kerap dibanding-bandingkan dengan Jokowi karena memiliki gaya kepemimpinan yang santai dan mudah didekati masyarakat. Keduanya juga kerap blusukan ke tempat-tempat yang jarang dikunjungi politisi dan pejabat publik, seperti pasar tradisional, desa-desa dan daerah miskin perkotaan.

Dari ketiga pasang calon, pengamat mengatakan bahwa Ganjar adalah sosok yang paling mungkin untuk melanjutkan kebijakan-kebijakan dan program Jokowi.

Kandidat presiden Indonesia dan gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyapa para pendukungnya di luar Komisi Pemilihan Umum pada 19 Oktober 2023. (Foto: CNA/Wisnu Agung Prasetyo)

"Jika terpilih, Ganjar tidak akan membiarkan pembangunan (infrastruktur) yang dilakukan Jokowi berhenti," kata Yunarto Wijaya, direktur eksekutif lembaga riset Charta Politika, kepada CNA.

Ganjar, 55, adalah anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang dikenal loyal terhadap pendiri dan ketua partai Megawati Soekarnoputri, anak dari presiden pertama Indonesia Sukarno dan pernah menjabat sebagai presiden perempuan pertama negara ini pada 2001.

Namun jika terpilih presiden, pengamat mengatakan Ganjar harus bisa menyeimbangkan posisinya sebagai pemimpin negara dan statusnya sebagai petugas partai yang manut pada perintah Megawati.

Ganjar memiliki visi menciptakan lebih banyak pekerja dengan keterampilan di bidang sains dan teknologi, dan membentuk sistem digital nasional untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi Indonesia.

Ganjar saat ini didukung oleh koalisi empat partai: PDI-P, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Dua partai disebut terakhir tidak memiliki wakil di parlemen.

Dengan komposisi partai koalisi pendukungnya ini, Ganjar akan menghadapi suara-suara oposisi yang kuat di parlemen jika dia terpilih presiden.

Pada 18 Oktober, koalisi pendukung Ganjar menunjuk Mahfud MD sebagai pendampingnya. Tokoh 66 tahun bernama lengkap Mohammad Mahfud Mahmodin ini adalah seorang teknokrat senior yang telah mengisi berbagai jabatan publik, termasuk ketua Mahkamah Konstitusi pada 2008 hingga 2013.

Pada 2019, Presiden Jokowi menunjuk Mahfud sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, yang masih dijabatnya hingga saat ini.

Pengamat mengatakan, posisi Mahfud sebagai cendekiawan NU yang dihormati dapat membantu Ganjar mendulang suara, terutama dari para pemilih Muslim.

Pengalaman puluhan tahun Mahfud sebagai teknokrat dan berlatar belakang hukum juga akan berguna bagi Ganjar untuk memenangi pilpres.

PRABOWO SUBIANTO DAN GIBRAN RAKABUMING RAKA

Prabowo, 72, adalah politisi tertua dan paling berpengalaman yang mengincar jabatan presiden pada pilpres 2024.

Pensiunan jenderal militer ini sebelumnya pernah tiga kali mengikuti pemilu presiden.

Pada 2009, Prabowo mendampingi Megawati sebagai cawapres sebelum akhirnya menjadi capres pada pilpres 2014 dan 2019. Pada 2009, Megawati kalah dari SBY, sementara pada 2014 dan 2019, Prabowo kalah dari Jokowi.

Capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka mendaftarkan pencalonan mereka di KPU di Jakarta pada 25 Oktober 2023. (Foto: CNA/ Danang Wisanggeni)

Pilpres 2019 menjadi yang paling memecah belah publik Indonesia. Ketika itu, Prabowo yang kalah dengan selisih 11 persen menolak mengakui kekalahan dan menggugat hasil pemilu ke Mahkamah Konstitusi atas tuduhan kecurangan pemilu yang sistematis dan meluas oleh kubu Jokowi.

Para pendukung Prabowo saat itu menggelar aksi protes besar di ibu kota Jakarta.

Ketegangan kedua tokoh tersebut mereda setelah Jokowi mengundang Prabowo bergabung di kabinetnya menjadi Menteri Pertahanan.

Mantan rival yang dulu berseteru kini menjadi sekutu dekat. Bahkan, Prabowo pada 22 Oktober lalu memutuskan menjadikan putra sulung Jokowi, Gibran, sebagai pendampingnya dalam pilpres.

Di antara para kandidat lainnya, Gibran, 36, adalah yang paling minim pengalaman. Kariernya sebagai birokrat baru dimulai dua tahun lalu ketika terpilih walikota di kampung halamannya Surakarta, atau dikenal dengan nama Solo. Ini adalah jabatan yang sebelumnya pernah diisi oleh ayahnya yang memimpin Solo antara 2005 hingga 2012.

Awalnya, Gibran tidak memenuhi persyaratan untuk maju menjadi cawapres.

Undang-undang pemilu sebelumnya menyatakan kandidat presiden atau wakilnya harus berusia setidaknya 40 tahun. Namun pada 16 Oktober, Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah persyaratan tersebut dengan pengecualian bagi mereka yang berpengalaman sebagai kepala daerah terpilih.

Mahkamah Konstitusi dipimpin oleh Anwar Usman, yang menikahi adik Jokowi.

Banyak yang mengecam putusan MK tersebut, menyebutnya telah mencederai demokrasi Indonesia karena membuka pintu bagi presiden untuk membentuk dinasti politik dan memegang kuasa, bahkan setelah dia lengser, jika Prabowo-Gibran menang.

Pasangan Prabowo-Gibran menjanjikan berbagai insentif, pinjaman dan juga hibah bagi pengusaha dan bidang usaha kecil yang menurut mereka adalah kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Keduanya juga berjanji mengembangkan beberapa program Jokowi, seperti pendidikan gratis dan bantuan langsung tunai bagi keluarga berpendapatan rendah.

Prabowo didukung oleh koalisi sembilan partai, delapan di antaranya berskala nasional, yaitu: Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dipimpinnya, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Garuda, dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora).

Empat partai yang disebut terakhir adalah partai-partai kecil yang belum memiliki kursi di parlemen.

Prabowo juga didukung oleh Partai Aceh yang hanya bisa memperebutkan kursi parlemen di tingkat provinsi dan daerah di Aceh.

Djayadi dari LSI mengatakan koalisi besar ini bisa menjadi berkah sekaligus kutukan bagi Prabowo jika dia terpilih presiden.

Di satu sisi, keberadaan koalisi tersebut akan memastikan adanya dukungan penuh di parlemen, "tapi juga bisa berarti akan ada berbagai kompromi untuk memuaskan partai-partai pendukung dirinya," kata Djayadi.

Baca artikel ini dalam bahasa Inggris di sini.

Source: CNA/da(ih)
Advertisement

Also worth reading

Advertisement