Tugas sang pelatih kencan bagi kaum jomblo: bantu edit profil hingga geser kanan-kiri di aplikasi kencan
Penulis CNA Women, Izza Haziqah, sudah menikah, namun ingin membantu teman-temannya menemukan pasangan hidup. Kerap menjadi tempat untuk bercerita, ia akhirnya bersedia menjadi pelatih kencan demi membantu teman-temannya yang jomblo berselancar dengan aman di aplikasi kencan.

Pencarian jodoh secara online kini memang dimudahkan dengan banyaknya aplikasi kencan, mulai dari Hinge, Bumble, Muzz, Coffee Meets Bagel, dan masih banyak lagi. Aplikasi kencan ini menawarkan berbagai kemungkinan menemukan kisah cinta dan pertemanan bagi siapa saja, di mana saja dan untuk segala usia.
Sebagai seseorang yang sudah menikah dan bahagia dalam pernikahan, saya sebetulnya tertinggal dalam hal menggunakan tren aplikasi kencan modern semacam ini. Meski demikian, hal itu tidak lantas membuat saya tidak bisa membantu teman-teman jomblo saya menemukan cinta mereka.
Pasalnya, menjalin hubungan melalui aplikasi kencan bukan tanpa masalah. Banyaknya emosi yang tidak tersampaikan secara langsung hingga ketidakpastian yang tinggi hanya akan membuat stres. Itu lah mengapa teman-teman meminta saya menjadi pelatih kencan mereka. Dan tentu saja, untuk masalah menemukan cinta, saya akan sebisa mungkin membantu mereka.
Anggap saja saya sebagai teman yang mendampingi mereka berselancar dengan aman di dunia maya. Saya membantu mengedit profil, hingga memberikan saran saat mereka "geser kanan-geser kiri" untuk menentukan apakah profil yang mereka temukan layak dilanjutkan dalam percakapan.
MENJADI PELATIH KENCAN ONLINE

Sebagai teman dekat mereka, saya memposisikan diri sebagai pelatih kencan yang mendukung pencarian cinta yang tulus secara online. Sebagai pelatih kencan, ada beberapa hal yang biasanya saya lakukan, berikut beberapa hal di antaranya.
1. MENGEDIT PROFIL DAN MEMBANTU MEREKA BERBINCANG
Kepiawaian saya menjadi pelatih kencan untuk teman-teman awalnya bermula saat seorang teman, saat itu berusia 22 tahun, ingin memulai pencarian jodoh secara online melalui MuzMatch (sekarang bernama Muzz), aplikasi kencan untuk komunitas Muslim.
Saya membantunya memilih foto untuk profilnya dan menyarankan apa yang akan dia tulis di profilnya untuk menggambarkan kepribadiannya. Misalnya saja, dia sangat menyukai band K-pop BTS dan meme-meme yang viral di internet.
Setelahnya, kami janjian bertemu secara virtual, dan dia akan meminta saran saya sembari dia mengevaluasi berbagai profil pria jomblo yang ia temukan. Ia akan "geser ke kiri" jika saya merasa pria itu tidak cocok untuknya, atau "geser ke kanan" kalau menurut saya cocok, dan ia bisa melanjutkannya dengan percakapan dengan pria tersebut.
Dari pencarian jodoh sederhana ini, teman saya akhirnya bertemu dengan tiga pria. Ketiga mengajaknya makan malam atau sekadar berjalan-jalan di taman. Meski tidak ada yang berakhir dengan hubungan spesial, teman saya menjadi lebih percaya diri untuk membuka hati. Selain itu, hubungan pertemanan kami pun semakin dekat.
2. MEMBANTU MENGANTISIPASI RED FLAGS
Kita semua memiliki kebiasaan dan kesukaan tertentu. Hal yang paling penting dalam memulai hubungan adalah mengetahui kebiasaan calon pasangan, baik itu kebiasaan yang buruk atau baik, dan apakah kita bisa menoleransinya atau tidak.
Saya membantu teman-teman saya untuk memikirkan hal tersebut: Apa yang mereka bisa terima dan apa yang tidak bisa mereka terima dalam suatu hubungan - dan apa yang mungkin menjadi red flags, hal yang mereka tidak bisa toleransi sama sekali, dan membuat mereka tidak akan melanjutkan hubungan.
Mengidentifikasi red flags dapat membantu teman-teman saya menemukan sosok pasangan seperti apa yang mereka inginkan.

3. MEMPERSIAPKAN BAHAN OBROLAN
Sebagai orang yang mudah berbincang dengan siapa pun, saya dengan senang hati menyusun berbagai bahan obrolan untuk teman-teman saya. Terkadang, berbicang dengan teman secara langsung saja dapat tidak mengalir lancar, apalagi berbincang secara online dengan orang yang tidak kita kenal.
Contohnya saja ketika saya menjadi pelatih kencan untuk teman saya yang baru memulai pencarian jodoh secara online di usia 30. Kami membuat banyak bahan obrolan, dari mulai obsesinya terhadap serial TV Amerika Serikat, Breaking Bad dan Friends, hingga tema-tema menarik lainnya.
Ia akhirnya bertemu dengan seorang pria yang disukainya di Muzz, dan kini mereka sudah bertunangan dan akan menikah pada akhir tahun ini.

MEMBANTU TEMAN MENEMUKAN CINTA
Kunci utama untuk membantu teman dalam menemukan cinta mereka melalui aplikasi kencan adalah untuk selalu berada di sisi mereka. Saya mencoba untuk selalu memahami kebutuhan mereka untuk menemukan orang yang tepat sebagai pasangan hidup.
Apa pun hasilnya, perjalanan kencan di dunia maya penting bagi mereka. Terlepas dari apakah mereka menemukan cinta sejati atau tidak, satu hal yang pasti adalah bahwa pertemanan kami semakin erat. Saya semakin memahami kepribadian teman-teman saya, termasuk preferensi cinta mereka.
Baca artikel ini dalam Bahasa Inggris di sini.