Jenazah korban 9/11 diidentifikasi hampir 23 tahun kemudian sebagai pria dari Long Island
John Ballantine Niven (44) adalah korban ke-1,650 yang berhasil diidentifikasi dari total 2,753 yang tewas dalam serangan 11 September yang meruntuhkan gedung World Trade Center

NEW YORK: Jenazah seorang pria dari Long Island yang tewas di World Trade Center (WTC) dalam serangan 9/11 berhasil diidentifikasi lebih dari dua dekade kemudian, Kantor Pemeriksa Medis kota New York mengumumkan Kamis (18 Januari).
John Ballantine Niven (44) dari Oyster Bay, teridentifikasi sebagai eksekutif di Aon Risk Services, perusahaan asuransi di lantai 105 menara dua gedung WTC, kabar dukacita melaporkan pada saat itu. Dia meninggalkan seorang istri dan seorang putra yang saat itu berusia 18 bulan.
Â
Niven adalah korban ke-1,650 yang teridentifikasi dari serangan terorisme paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat di mana pembajak menabrakkan pesawat ke Menara Kembar menewaskan 2,753 orang.
Â
"Meski rasa perih akibat tragedi 11 September tidak pernah hilang, identifikasi terbaru dapat memberi ketenangan bagi keluarga korban," kata Wali Kota New York Eric Adams. "Saya berterima kasih atas kerja tanpa henti dari Kantor Kepala Pemeriksa Medis yang mengenang memori John Ballantine Niven dan seluruh korban yang meninggal.
Kantor Pemeriksa Medis telah menggunakan analisis DNA canggih dalam beberapa tahun terakhir untuk mengidentifikasi identitas korban.
Menjelang peringatan serangan 11 September tahun lalu, Kantor Pemerika Medis menyampaikan telah mengidentifikasi jenazah seorang pria dan seorang wanita, namun nama mereka tidak diumumkan atas permintaan keluarga.
Â
"Kami akan terus mengenang pahlawan kami yang tewas pada serangan 9/11 dan kami mengapresiasi upaya berkelanjutan dari para ahli forensik untuk mengidentifikasi korban," kata Supervisor Oyster Bay Joseph Saladino dalam pernyataan terpisah. "Kami berharap kemajuan teknologi yang luar biasa ini membantu memberi kedamaian bagi keluarga Niven dan memungkinkannya untuk beristirahat dengan tenang."
Sekitar 40 persen korban serangan World Trade Center belum teridentifikasi karena hanya sedikit jasad utuh yang ditemukan ketika menara raksasa itu runtuh.
Â
Tetapi pengujian DNA yang telah berkembang membantu upaya yang mahal dan telaten untuk menghubungkan lebih dari 21,900 sisa-sisa jasad guna mengidentifikasi identitas masing-masing korban. Dalam beberapa kasus, para ilmuwan kembali ke potongan tulang yang sama sebanyak 10 kali atau lebih, berharap teknologi baru dapat memberikan jawaban.
Serangan 9/11 menewaskan hampir 3.000 orang di New York, Pentagon dan dekat Shanksville, Pennsylvania.