Skip to main content
Best News Website or Mobile Service
WAN-IFRA Digital Media Awards Worldwide 2022
Best News Website or Mobile Service
Digital Media Awards Worldwide 2022
Hamburger Menu
Advertisement
Advertisement

Indonesia

Start dari Papua Selatan, Ganjar Pranowo berlari kencang mengejar garis finish untuk menjadi presiden

Setelah sempat memimpin dalam survei, mantan gubernur Jawa Tengah pecinta Metallica dan maraton ini tertinggal dari Prabowo Subianto. CNA mengikuti kampanye Ganjar untuk mengetahui strateginya dalam mengejar ketertinggalan tersebut.

Start dari Papua Selatan, Ganjar Pranowo berlari kencang mengejar garis finish untuk menjadi presiden
Calon presiden Indonesia Ganjar Pranowo lari pagi di sela-sela kampanyenya di Papua Selatan pada 29 November 2023. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

MERAUKE, Papua Selatan: Matahari baru saja terbit di cakrawala Merauke, kota paling timur Indonesia di provinsi Papua Selatan, tapi Ganjar Pranowo sudah siap untuk memulai hari. Ganjar adalah satu dari tiga calon presiden Indonesia pada pemilu Februari nanti.

Hari itu adalah 29 November 2023 - hari kedua capres mulai resmi berkampanye dalam 75 hari periode kampanye. Ganjar, berkaos hitam lengan panjang, bercelana jogging pendek dengan legging di baliknya, memulai rutinitas pagi: berjalan kaki dan berlari.

Sehari sebelumnya, Ganjar dan tim tiba di Merauke setelah melalui penerbangan enam jam non-stop dengan pesawat sewaan dari ibukota Jakarta.

Jarak Jakarta-Merauke sekitar 3.700 km, setara jarak antara Jakarta dan Taipei.

"Sedang kampanye atau tidak, olahraga itu perlu biar sehat," kata Ganjar, sembari menambahkan bahwa dia telah mengikuti banyak ajang maraton selama 20 tahun terakhir.

"Saya perlu melatih diri, harus disiplin. Seperti beliau ini," ujar Ganjar, sembari menunjuk Andika Perkasa, wakil ketua tim pemenangan nasional, yang berjalan di sampingnya.

Andika, mantan panglima TNI yang pensiun pada 2022, memang dikenal sebagai penghobi olahraga angkat beban. Kepada CNA, dia mengaku sudah bangun sejak pukul 3 pagi untuk angkat besi.

Meski sedang jauh dari rumah, Ganjar tetap melakukan rutinitas lari paginya demi menjaga kebugaran. Hal ini menunjukkan ambisinya untuk tetap dalam kondisi terbaik jika kelak memenangi pemilu presiden dan memimpin Indonesia.

Ganjar Pranowo berbincang secara eksklusif dengan CNA saat lari pagi di Merauke, Papua Selatan, pada 29 November 2023. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

PELARI YANG AMBISIUS NAN MURAH SENYUM

Dengan dukungan penuh dari partai politiknya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ganjar memulai kampanye dari Merauke, sebuah wilayah yang sarat akan masalah di pulau Papua.

Keterbatasan akses kesehatan dan pendidikan, ditambah lagi kurangnya infrastruktur, adalah masalah yang kerap dialami masyarakat di kota berpopulasi 240.000 orang tersebut. 

Saat lari pagi, Ganjar menyempatkan berhenti dan melambai kepada warga yang melintas, sesekali berbincang dengan mereka.

"Dulu saya bersepeda. Tapi satu hari, saya terjatuh ... istri saya lalu bilang: 'Olahraga yang lain saja.' Sejak itu (insiden 20 tahun lalu itu), kami mulai berlari atau berjalan, atau, jika saya ada waktu, berenang," kata Ganjar kepada CNA yang secara eksklusif mengiringi olahraga paginya.

Meski telah menempuh perjalanan jauh dan jadwalnya padat, Ganjar tetap terlihat ceria ketika berbincang dan berkunjung dadakan ke tengah masyarakat tersebut. Ini memang sifat yang lekat dengan Ganjar dalam 10 tahun kepemimpinannya sebagai gubernur Jawa Tengah hingga habis masa tugasnya September tahun lalu.

Dia tetap murah senyum dan ceria, bahkan ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dihindari anggota PDI-P lainnya, soal Presiden Joko Widodo misalnya.    

Sama halnya seperti Ganjar, Jokowi juga anggota PDI-P, tapi dia sepertinya tidak mendukung rekan separtainya itu pada pemilu 2024.

Putra Jokowi yang berusia 36 tahun, Gibran Rakabuming Raka, telah menjadi calon wakil presiden yang mendampingi capres Prabowo Subianto, 72. Prabowo sendiri adalah menteri pertahanan sekaligus ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), partai ketiga terbesar di Indonesia.

Ini adalah kali ketiga Prabowo menjadi calon presiden, setelah sebelumnya dikalahkan dua kali oleh Jokowi pada pilpres 2014 dan 2019.

Ganjar Pranowo berinteraksi dengan anak Papua di sebuah rumah makan di Merauke, Papua Selatan, pada 29 November 2023. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

Jokowi tidak bisa kembali mencalonkan diri karena konstitusi membatasi kepemimpinan presiden hanya maksimum dua periode.

Meski Jokowi mengatakan akan mendukung semua capres, namun banyak yang meyakini dia mendukung putranya dan Prabowo.

Jika ini benar, maka artinya Jokowi telah menyimpang dari keputusan PDI-P, partai yang membesarkannya hingga menjadi presiden.

Penyimpangan Jokowi ini menjadi pukulan telak bagi banyak pihak - terutama bagi PDI-P. Beberapa pengamat bahkan mengatakan ini adalah bentuk pengkhianatan Jokowi terhadap partai.

Tapi apakah Ganjar benar-benar terkejut?

"Setiap kali pemilu, selalu ada kejutan. Tapi saya sadar sepenuhnya bahwa setiap orang punya hak untuk memilih dan menentukan posisi politiknya," kata dia kepada CNA, sambil melempar senyum.

"Jika memang itu yang terjadi, maka posisi kami akan berbeda. Itulah keputusannya."

TERTINGGAL JAUH DI BELAKANG

PDI-P telah mengumumkan Ganjar sebagai calon presiden mereka pada April lalu.

Dia adalah orang ketiga dan terakhir yang mengumumkan menjadi capres setelah Prabowo pada Agustus 2022 mengutarakan niatannya maju pada pilpres.

Mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan adalah yang kedua mengumumkan diri sebagai capres pada Oktober 2022, didukung oleh partai terbesar keempat di Indonesia, Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Ketika pertama kali diumumkan sebagai capres oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ganjar memimpin beberapa survei sebagai capres paling populer.

Menurut para pengamat, hal ini terjadi karena gaya kepemimpinan Ganjar mirip dengan Jokowi. 

Latar belakang mereka juga senada, berkarier mulai dari bawah.

Tapi situasi berubah dan popularitas Ganjar merosot setelah Jokowi mulai menunjukkan kecondongan kepada Prabowo, membuahkan dukungan bagi sang menhan.

Prabowo menyalip ganjar dengan memuncaki berbagai survei setelah mengumumkan Gibran, putra Jokowi, sebagai cawapresnya pada Oktober lalu.


Dalam survei terbaru yang dirilis lembaga riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada 27 Desember lalu soal capres pilihan masyarakat, Ganjar dan cawapresnya Mahfud MD berada di posisi terakhir dari tiga pasang kandidat dengan tingkat elektabilitas 19,4 persen.

Survei tersebut menunjukkan pasangan Prabowo-Gibran memimpin dengan 43,7 persen sementara Anies dan cawapresnya, Muhaimin Iskandar, mendapatkan 26,1 persen.

Sehari sebelumnya, lembaga survei Indikator Politik merilis hasil survei yang menunjukkan Prabowo dan Gibran memimpin sebagai capres paling populer dengan suara 46,7 persen.

Ganjar dan Mahfud di posisi kedua dalam survei tersebut dengan 24,5 persen, disusul Anies dan Muhaimin yang memeroleh 21 persen suara.

Ganjar menyadari betul kenyataan tersebut ketika ditanya apakah dukungan Jokowi memberikan keuntungan bagi pasangan capres-cawapres.

"Iya … selalu ada keuntungan tertentu. Lalu kemudian masyarakat akan mempertimbangkannya (calon tersebut) dan memilih," kata Ganjar kepada CNA. 

"Tapi kami, dari PDI-P … partai ini telah ada sejak lama dan telah ambil bagian dalam pemilu tidak hanya sekali-dua kali, tapi berkali-kali," kata dia, terlihat tidak terpengaruh dengan kurangnya dukungan dari Jokowi.

"Kami telah beberapa kali melalui masa-masa kelam demokrasi. Dan berhasil melewati itu semua," ujar Ganjar lagi, terlihat yakin bahwa mereka juga akan mampu melalui kondisi saat ini.

Ganjar Pranowo (tengah) menghabiskan hari pertama kampanye pada 28 November 2023 di Merauke, Papua Selatan, wilayah paling timur Indonesia. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

START DARI UJUNG TIMUR DAN BARAT

PDI-P telah berdiri selama 50 tahun dan satu dari hanya tiga partai politik di Indonesia yang berdiri di masa pemerintahan otoriter Presiden Suharto sampai kepemimpinannya berakhir pada 1998.

Lengsernya Suharto ditandai dengan kerusuhan yang terjadi di seluruh Indonesia. Beberapa tahun sebelumnya, Suharto mencoba membendung kekuatan PDI-P.

Perjalanan hidup PDI-P tercermin dari persiapan tim Ganjar dalam kampanye, yakni penuh ambisi dan simbolik.

Bukan tanpa alasan Ganjar membuka rangkaian kampanyenya di Merauke.

Cawapresnya, Mahfud MD, yang juga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, memulai kampanye dari ujung lain Indonesia yaitu di Sabang, provinsi Aceh.

Sabang adalah kota paling barat dari kepulauan Nusantara.

"Kami sengaja memilih dua titik di Indonesia ini, satu di ujung (timur) tempat matahari terbit, satu lagi di ujung barat karena kami ingin menyatukan Indonesia, seperti sila ketiga (Pancasila)," kata Ganjar ketika berkampanye di distrik Semangga, kabupaten Merauke.

"Kami memilih desa ini karena di sinilah sebenarnya masyarakat berkumpul … Kami memilihnya karena rasa cinta kami pada tanah ini," kata dia, disusul sorak-sorai dan tepuk tangan dari ratusan warga Papua yang menghadiri gelaran kampanye tersebut.

Pada kegiatan tersebut, Ganjar meluncurkan program "satu desa, satu fasilitas kesehatan, satu tenaga kesehatan" yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan warga desa akan akses kesehatan.

Godefridus Gebze, warga Semangga, mengaku bersyukur ada capres seperti Ganjar yang menyambangi desa mereka untuk melihat kondisi langsung di lapangan.

"Kami tidak pernah dikunjungi oleh calon presiden, apalagi datang ke desa seperti ini," kata pria berusia 36 tahun yang bekerja serabutan ini.

"Banyak yang kami butuhkan, terutama jalan, dan Pak Ganjar telah mendengarkan aspirasi kami. Ketika warga ingin berobat, mereka terkendala oleh kurangnya jalan raya dan ambulans terdekat. Itulah yang kami perlukan," imbuh dia lagi kepada CNA.

Setelah mengunjungi Semangga, Ganjar kembali ke kota Merauke untuk berdialog dengan para pemuda.

Pada pemilu tahun ini, ada 204,8 juta orang yang akan menggunakan hak pilih dan lebih dari setengahnya adalah para pemuda berusia antara 17 hingga 42 tahun.

Ganjar pada kesempatan itu juga bertemu dengan pemimpin Katolik setempat, Uskup Agung Mgr. Petrus Canisius Mandagi. Tidak seperti sebagian besar wilayah Indonesia yang kebanyakan penduduknya Muslim, mayoritas masyarakat di Papua pemeluk agama Kristen.

Ganjar Pranowo (kiri) dan Uskup Agung Mgr. Petrus Canisius Mandagi di Merauke, Papua Selatan. (Photo: CNA/Danang Wisanggeni)

Dalam pertemuan tersebut, uskup agung menyampaikan kekagumannya kepada Ganjar dan cawapresnya, Mahfud.

"Saya cinta Pak Ganjar, Pak Mahfud. Walau Anda mengalami tantangan belakangan ini, tapi tenang saja.

"Pilpres kali ini adalah perang moral ... siapa yang bermoral, dia yang menang. Siapa yang rendah hati, dia yang menang. Mereka yang arogan akan kalah. Sampaikanlah kebaikan kepada masyarakat," kata uskup agung. 

METALLICA DAN MEGAWATI

Pernyataan uskup agung tersebut disampaikan di tengah munculnya laporan papan-papan iklan kampanye Ganjar dirusak di beberapa wilayah atau diturunkan oleh mereka yang tidak ingin melihatnya menang pemilu.

CNA menyaksikan beberapa papan iklan Ganjar yang dirusak, terutama di gambar wajahnya.

Ketika ditanya bagaimana perasaannya, Ganjar mengatakan bahwa timnya telah menyampaikan ini ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Dia juga berharap masyarakat dapat membantu mengawasi.

"Meski ada indikasi kecurangan, akan sulit mengawasi semuanya karena Indonesia sangat luas. Jadi peran masyarakat sipil sangat penting," kata dia.

Ganjar, ayah dengan satu putra, mungkin sudah terbiasa dengan perjalanan yang beronak duri.

Lahir di Karanganyar, Jawa Tengah, ayah Ganjar adalah polisi berpangkat rendah.

Kepada CNA, Ganjar mengatakan sebenarnya dia ingin mengikuti jejak ayahnya tapi gagal dua kali dalam ujian masuk kepolisian.

Ganjar Pranowo telah bergabung dengan PDI Perjuangan selama lebih dari 30 tahun. (Foto: CNA/Danang Wisanggeni)

Dia kemudian kuliah hukum di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan jatuh cinta pada aktivitas keorganisasian.

Sebagai mahasiswa, dia mengikuti berbagai aksi protes, termasuk demo menolak penggusuran rumah warga untuk pembangunan bendungan.

Kepada CNA, Ganjar mengaku sadar bahwa dia harus masuk ke dalam sistem untuk benar-benar melakukan perubahan.

Untuk itulah dia bergabung dengan PDI-P pada 1992, yang ketika itu bernama PDI.

Pada 1996, terjadi konflik internal dalam PDI yang berujung pada terbentuknya dua faksi.

Satu faksi diketuai oleh Soerjadi dengan dukungan pemerintahan Suharto, sementara faksi lainnya dipimpin Megawati yang kemudian jadi cikal bakal PDI-P.

Ganjar bertahan di kubu Megawati dan beberapa tahun kemudian dia menjadi anggota dewan. Dengan restu Megawati juga, Ganjar berhasil terpilih sebagai gubernur Jawa Tengah.

Kendati demikian, Ganjar terpaksa meminta maaf ketika pada Oktober tahun lalu dia menyatakan siap maju menjadi capres.

Permintaan maaf itu disinyalir karena Megawati tidak suka Ganjar melangkahinya sebagai pembuat keputusan di PDI-P.

Ketika itu, Megawati juga disebut masih berharap putrinya Puan Maharani, yang  menjabat ketua DPR RI, menjadi capres dari PDI-P.

Namun Ganjar - yang menyukai band Metallica seperti Jokowi - kemudian menjadi satu-satunya capres dari partai tersebut.

Walau kebanyakan survei menunjukkan Ganjar tertinggal dari Prabowo, apakah dia bisa menjadi presiden pecinta Metallica kedua di negeri ini?

"Insyaallah, kami optimistis karena kami telah mempersiapkan semua pasukan dengan kekuatan mulai dari partai politik hingga relawan," kata dia kepada CNA.

"Dan ingat, masih banyak orang yang belum memutuskan (pilihannya), dan inilah yang sedang terus kami upayakan."

Baca artikel ini dalam bahasa Inggris di sini.

Source: CNA/da(ih)
Advertisement

Also worth reading

Advertisement