Skip to main content
Best News Website or Mobile Service
WAN-IFRA Digital Media Awards Worldwide 2022
Best News Website or Mobile Service
Digital Media Awards Worldwide 2022
Hamburger Menu
Advertisement
Advertisement

Indonesia

Ingin coba jajanan yang viral di Instagram dan TikTok? Jangan lupa cek kebersihan dan keamanannya

Ingin coba jajanan yang viral di Instagram dan TikTok? Jangan lupa cek kebersihan dan keamanannya
Data dari Sevenrooms menunjukkan tren peningkatan rekomendasi jajanan baru dari sosial media. 

TODAY: Instagram dan TikTok kerap kali menjadi tempat bagi kita untuk mendapatkan rekomendasi wisata kuliner. Kita sering tergiur ingin mencicipi jajanan baru ataupun berkunjung ke kafe kekinian yang viral di kedua platform media sosial tersebut.

Bagi para pecinta kuliner di kalangan Gen Z dan milenial, daya tarik visual dalam unggahan Instagram dan TikTok kerap kali menjadi penentu ke mana mereka akan mencicipi jajanan baru pada waktu senggang. Contohnya di Singapura, dengan data dari Sevenrooms menunjukkan tren peningkatan rekomendasi jajanan baru dari sosial media. 

Sebanyak 52 persen warga Singapura mendapat rekomendasi jajan baru dari profil media sosial restoran, sementara 43 persen melalui pemengaruh makanan (food influencer). Jika kelompok responden dipersempit lagi menjadi hanya Gen Z saja, angkanya naik menjadi 59 persen.

Namun, di balik unggahan makanan dengan efek visual yang cantik dan menggiurkan, ada hal lain yang seharusnya tidak luput dari pertimbangan calon konsumen: kebersihan dan keamanan makanan tersebut. 

MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL 

Jajan yang viral dan dikunjungi oleh para pembeli, seperti yang terlihat dalam unggahan video-video pendek di media sosial belum tentu terjamin kebersihan dan keamanannya. Ada kemungkinan yang terjadi adalah sebaliknya, restoran yang viral bisa jadi belum sempat mengevaluasi kebersihan dan keamanan makanan mereka, karena sibuk melayani pengunjung.

Di Singapura, semakin banyak kedai makanan dan jajanan yang berusaha mengedukasi konsumen tentang keamanan makanan yang mereka sajikan. Berbagai merek jajanan Singapura seperti Dian Xiao Er, IRVINS, Crystal Jade, dan Hai Di Lao menggunakan unggahan di akun media sosial mereka untuk memperlihatkan proses produksi jajanan mereka di dapur, menampilkan praktik yang higienis, kepatuhan terhadap protokol keamanan, dan menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi.

Sejumlah merek jajanan, seperti TungLok Group, Aalst Chocolate dan Mr Bean juga mengikuti hal serupa. Mereka memanfaatkan penceritaan kreatif untuk menyampaikan komitmen terhadap penyajian makanan yang aman. Dengan unggahan yang menarik secara visual, narasi yang digunakan memperlihatkan proses sumber makanan berkualitas yang diambil dari lahan pertanian hingga sampai ke meja konsumen dan siap disantap. 

Unggahan dengan narasi semacam ini dinilai mampu menanamkan kepercayaan konsumen akan terhadap keamanan dan kebersihan produk-produk tersebut. 

Di Singapura, semakin banyak kedai makanan dan jajanan yang berusaha mengedukasi konsumen tentang keamanan makanan yang mereka sajikan.

PENTINGNYA EDUKASI

Namun, upaya-upaya semacam itu tidak cukup jika hanya digaungkan di media sosial. 

Para pemangku kebijakan soal makanan harus responsif terhadap berbagai tren jajanan yang muncul. Pihak berwenang harus selalu memperbarui pedoman dan standar secara berkala terkait tren makanan terbaru di media sosial. 

Di Singapura, Singapore Food Agency (SFA) secara aktif mengedukasi publik tentang kebersihan dan keamanan makanan di gerai-gerai terbaru. SFA juga secara konsisten mendorong masyarakat untuk melaporkan potensi pelanggaran keamanan pangan melalui formulir umpan balik online di situs webnya.

MENGGIURKAN, LEZAT, AMAN

Pasca-pandemi COVID-19, semakin penting bagi industri makanan dan minuman untuk menegakkan standar yang ketat. Pasalnya, risiko kesehatan dari makanan yang tidak sehat cukup besar. 

Para pelaku industri makanan disarankan untuk mengadakan pelatihan keamanan pangan yang merupakan aspek penting dalam membentuk praktik yang lebih aman dan sehat dalam industri makanan. 

Dengan begitu, konsumen dapat dengan senang hati mengunggah pengalaman mereka mencoba kuliner viral yang lezat, dan bukan pengalaman mereka masuk ke rumah sakit. 

Artikel ini pertama kalinya muncul dalam TODAY dan ditulis oleh Chan Fong Ying, konsultan dan pelatih keamanan pangan senior di International Safety Resource Centre (ISRC). Beliau memiliki lebih dari delapan tahun pengalaman dalam bidang jaminan kualitas, penerapan kepatuhan, dan nutrisi.

Source: TODAY/ps(ih)
Advertisement

Also worth reading

Advertisement