Israel tolak usulan gencatan senjata Hamas, perintahkan pasukan ke Gaza selatan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut "kemenangan total" Israel atas Hamas menunggu hitungan bulan.

YERUSALEM: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Rabu (8 Februari) menolak usulan gencatan senjata Hamas. Dia malah memerintahkan pasukan Israel untuk bersiap bergerak menuju kota Rafah, di ujung selatan Gaza, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi di kota itu.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken yang berbicara di Tel Aviv beberapa jam setelah bertemu Netanyahu, mengatakan dia masih melihat "ruang untuk mencapai kesepakatan." Dia telah memperingatkan PM berusia 74 tahun itu agar menjauhi perkataan dan perbuatan yang meningkatkan ketegangan.
Â
Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan pasukan untuk "bersiap-siap beroperasi" di Rafah dan "kemenangan total" Israel atas Hamas akan terjadi dalam hitungan beberapa bulan lagi.
Â
Namun, dia memperingatkan bahwa menerima "proposal aneh" Hamas untuk gencatan senjata tidak akan menghasilkan pembebasan sandera, dengan menuding "itu hanya akan menimbulkan pembantaian lainnya".
Â
Di Beirut, pejabat senior Hamas menanggapi dengan mengatakan "keinginan Netanyahu untuk melanjutkan agresi benar-benar menegaskan bahwa tujuannya... adalah genosida terhadap rakyat Palestina".
Â
Pejabat tersebut, Osama Hamdan, mendesak "semua faksi perlawanan... untuk melanjutkan pertempuran" dan berhati-hati terhadap "pengkhianatan Israel selama seperempat terakhir konfrontasi ini".
Â
Salah satu sandera yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara yang disetujui pada November juga memberi tekanan pada pemimpin Israel itu.
Â
"Semuanya ada di tangan anda," kata Adina Moshe dalam konferensi pers di Tel Aviv ditujukan kepada Netanyahu.
Â
"Kamulah orangnya. Saya sangat takut dan sangat khawatir jika anda terus menghancurkan Hamas, tidak akan ada sandera yang tersisa untuk dibebaskan," katanya.